
Bencana banjir bandang yang melanda pesona objek wisata Bukit LawangKecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, Minggu malam 2 November 2003 hampir empat tahun lalu, memang masih menjadi suatu kenangan yang tak terlupakan. Bahkan, musibah ini tercatat sebagai bencana nasional yang mendapat perhatian cukup besar, bukan saja bagi warga Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dan Indonesia, tetapi juga dari luar negeri, umumnya para wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah ini.
Objek wisata yang luluh lantak, porak poranda dihantam air bah di kawasan pinggiran sungai Bahorok BukitLawang itu menyisakan suatu kenangan pahit bagi 354 KK yang kehilangan harta benda, puluhan nyawa serta menyapu berbagai bangunan rumah, perhotelan, penginapan tempat peristirahatan, lahan pertanian dan persawahan itu dulu memang cukup tragis dan mengharukan.
"Tetapi kini kenangan lama yang telah melanda BukitLawang itu menjadi petunjuk kepada kita betapa dahsyatnya kekuasaan Tuhan yang berkehendak kepada ummatNya yang tak dapat dicegah barang sekejap pun. Rasa trauma yang sempat menghantui perasaan warga itu secara berangsur kini mulai sirna dan kami ingin menatap masa depan yang lebih baik dan kami optimis BukitLawang harus bangkit kembali sebagai objek wisata yang andal,'' ujar Daulat Purba, salah seorang warga BukitLawang yang kini merehabilitir lokasi pertambakan ikan dan kolam pancing seluas 4 Ha di sekitar perbukitan BukitLawang.
Rasa optimisme yang tinggi dari seorang Daulat Purba untuk menumbuhkembangkan BukitLawang, bukanlah sebuah angan-angan. Buktinya, objek wisata yang terkenal di mancanegara itu tampak mulai bersinar kembali. Rehabilitasi BukitLawang secara berangsur mulai menjadi kenyataan. Alur Sungai Bahorok yang telah menimbulkan bencana dahsyat itu kini tidak seperti dulu lagi. Segala bebatuan, dan porak poranda bekas bencana itu kini sudah sirna. Berbagai pembangunan terus berjalan, dari pinggiran sungai yang yang telah dibangun beronjongan yang permanen serta alur sungai yang makin melebar, pembangunan dam proyek Irigasi Timbang Lawan Kecamatan Bahorok sudah menjadi suatu antisipasi yang cukup dominan bahwa bencana seperti 4 tahun lalu itu bisa dicegah.
Malahan secara berangsur para pebisnis perhotelan dan restoran sudah melakukan renovasi dan pembangunan baru di sekitar kawasan BukitLawang. Salah satunya A Chiang, pengusaha yang telah melirik kawasan wisata ini.
Nah, salah satunya Hotel dan Restoran "Rindu Alam" misalnya, telah merenovasi lahannya menjadi indah dan nyaman. Hotel dan restoran berkapasitas 48 kamar dengan fasilitas ruangan pertemuan yang cukup representatif ini akhir-akhir ini sudah menampung berbagai kegiatan seperti acara pertemuan, resepsi dan menampung para penginap lokal dari daerah lain dan para turis dari luar negeri, menjadi tempat peristirahatan yang nyaman dan berkelas, tetapi cukup terjangkau dalam masalah tarif.
Soal kunjungan ke hotel ini, kata Ali Wijaya, secara berangsur sudah mulai berjalan, walau belum normal seperti dulu.
"Tetapi kami yakin, setelah grand opening nanti, yang menurut rencana akan diresmikan oleh Bupati Langkat H Syamsul Arifin SE,BukitLawang akan menjadi salah satu daerah tujuan wisata lingkungan yang secara perlahan akan berkembang menuju peningkatan arus wisata dan peningkatan kunjungan turis luar negri,'' sebut Ali Wijaya.
Selain Hotel dan Restoran "Rindu Alam", bungalow dan tempat peristirahatan lainnya, seperti San Bungalow, Parina, Sibayak Lauser, Jusman Guest House, BukitLawang Indah, Jungle Inn, Ecoluge dan beberapa bangunan di pinggiran sungai sudah mulai beraktivitas, di mana pada hari tertentu dan hari libur mulai banyak dikunjungi oleh warga dan para turis dari luar negeri.
Pusat rehabilitasi dan penangkaran mawas di seberang perbukitan BukitLawang juga tampak mulai banyak dikunjungi wisatawan luar negeri. Mereka dapat melintas ke seberang sungai melalui dua jembatan gantung yang membentang di atas sungai selebar sekitar 40 meter itu.
Hotel dan Restoran Rindu Alam kini terus berbenah diri menjadi satu lokasi hotel dan restoran yang terbaik di BukitLawang. Selain menjadi tempat penginapan, Rindu Alam juga menyediakan berbagai jenis masakan tradisional dan internasional dengan menu masakan yang cukup lezat cita rasanya.
Untuk menu masakan seafood dan ikan tawar seperti ikan durung, nila, emas dan tawas, pasokan ikan segarnya disediakan langsung dari kolam pancing dan tambak milik Daulat Purba.
"Kami optimis BukitLawang sebagai objek wisata yang cukup berperan setelah Danau Toba dan Berastagi akan bangkit dan bersinar kembali. Bupati Langkat Syamsul Arifin memiliki peran yang besar agar daerah ini bisa menjadi ramai lagi. Karena sudah tersiar kabar fasilitas ruas jalan sekitar 63 Km dari Binjai ke BukitLawang akan direhab menjadi lebih permanen dan mulus dari kucuran dana APBD Pemprovsu sekitar Rp 50 milar,'' kata Setia Budi Ginting, Ketua Koperasi Tani Sri Handayani BukitLawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar